Soerojo Hospital Soerojo Hospital Soerojo Hospital

STOP Rantai Penyebaran Tuberculosis

Oleh Admin Soerojo Hospital
Diposting di Artikel Maret 24, 2016


Tuberculosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Gejala Penyakit TBC

  1. Gejala utama
    •    Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih (dapat disertai dengan darah)
  2. Gejala tambahan yang sering dijumpai
    •    Dahak bercampur darah/batuk darah
    •    Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
    •    Demam/meriang lebih dari sebulan
    •    Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
    •    Badan lemah dan lesu
    •    Perasaan tidak enak (malaise)
    •    Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

Penyebab Infeksi TBC

Tuberculosis kerap dikenal sebagai penyakit flek paru-paru. Padahal TBC juga bisa menyerang organ lain. Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru ataupun organ tubuh lain seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. Karenanya waspadai ketika muncul benjolan pada leher ataupun tubuh anda. Pemeriksaan sejak dini akan membantu mendeteksi adanya TBC ekstra paru.

TBC merupakan penyakit menular yang hingga saat ini belum ada satu negara pun yang bebas dari TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Penularan TBC
TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara ( batuk/bersin) dan dihirup oleh orang-orang disekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.

Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun, pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun / buruk, atau terus-menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivasi).

Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.

Macam dan Jenis Penyakit TBC

  1. TBC Paru
    TBC paru merupakan jenis penyakit TBC yang paling lazim terjadi.
  2. TBC Tulang
    Jenis penyakit ini memiliki ciri khusus selain ciri umum penyakit TBC, penderita TBC tulang biasanya akan merasakan pegal-pegal dan nyeri pada tulang. Sendi-sendi yang sakit terlihat bengkak dan penderita sulit bergerak. Selain itu, daerah kulit dimana tulang diserang akan terlihat berwarna merah kebiruan seperti terdapat memar. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi yang disebabkan oleh penyakit TBC tulang ini dapat berakibat kelumpuhan.
  3. TBC Kelenjar
    TBC kelenjar akan menyerang area kelenjar getah bening pada tubuh dan bagian tubuh seperti pada leher, ketiak, atau lipatan paha. Meskipun secara umum gejala penyakit ini sama seperti batuk dan berkeringat dingin, tipe Tuberkulosis kelenjar ini akan menimbulkan benjolan pada daerah-daerah yang rawan terkena TBC. Benjolan awalnya berukuran kecil, namun jika dibiarkan akan terus membesar.
  4. TBC Kulit ( Skrofuloderma )
    Waspadalah ketika ada benjolan pada leher ataupun tubuh, sebab bisa jadi merupakan gejala Tuberkulosis Kulit, atau yang biasa juga disebut sebagai Skrofuloderma sebaiknya lakukan pemeriksaan karena akan membantu mendeteksi adanya TBC ekstra paru.
    Gejala dari penyakit TBC kulit, tidak akan dirasakan oleh penderita. Benjolan yang terjadi dapat terjadi tanpa disadari dan kemudian semakin membesar atau bahkan menyebar pada bagian tubuh lainnya. Pembengkakan ini disebabkan peradangan pada kelenjar getah bening yang disebabkan oleh bakteri TBC. Setelah peradangan terjadi, tubuh pendertia mulai semakin lemah dan mudah lelah.
  5. TBC Selaput Otak ( Meningitis )
    Tuberkulosis di otak bisa menyebabkan meningitis, pembengkakan kadang-kadang fatal dari selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Dalam kondisi seperti ini, membran yang menyelimuti otak bisa mengalami pembengkakan. Akibatnya bisa sangat fatal karena bisa sangat mematikan.

Pengobatan Penyakit TBC 

Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.

Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.

Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras".

Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.

Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.

Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya.

Pencegahan TBC

  1. Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
  2. Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
  3. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
  4. Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.


NOTE : 24 Maret Hari Tuberculose Sedunia

( Disarikan dari berbagai sumber )

Bagikan Postingan ini