MAGELANG – Soerojo Hospital Selenggarakan
Seminar Hybrid “A to Z About Bullying
– Menjemput Generasi Emas Bebas Bullying” dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan Hari
Kesehatan Nasional ke-59 pada Kamis (16/11) bertempat di Aula Bhineka Tunggal
Ika Soerojo Hospital.
Seminar ini diselenggarakan dengan menggandeng para professional
yang sangat peduli dengan fenomena tindakan bullying
di dunia pendidikan. Peneliti sekaligus praktisi psikologi klinis dari Malaysia
juga turut menjadi narasumber untuk memberikan pandangannya terhadap bullying yang
marak di berbagai Negara
Dalam sambutannya Direktur Utama Soerojo Hospital dr
Rukmono Siswishanto, Sp.OG(K)., M.Kes.,MPH menyatakan bahwa tindakan bullying
saat ini sudah terjadi pada semua level pendidikan di Indonesia. “Tindakan bullying ini seperti penyakit covid yang
dapat menular jika tidak segera dicegah,” ungkapnya. Ia juga menyebutkan bahwa
bullying ini dapat memberikan dampak buruk bagi pelaku dan korbannya. “Kita
akan menyesal nantinya jika generasi emas ini tidak bisa kita hindarkan dari
tindakan bullying,” pungkasnya.
Seminar Hybrid yang dimoderatori oleh praktisi Psikologi
Anak dan Remaja Soerojo Hospital ini, mengundang 4 narasumber yang merupakan professional
dibidangnya masing-masing. Agus Muhamad Solihin, SE.,M.Pd yang merupakan Ketua
Subtim Pencegahan Perundungan – Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset & Teknologi menjadi narasumber pertama dalam seminar ini
dengan menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan
satuan pendidikan yang ada di Indonesia. Narasumber kedua pada seminar ini adalah
dr. Bayu Soenarsana Putra, Sp.KJ yang merupakan Psikiater di Soerojo Hospital. Dalam
materinya ia memberikan potret bullying di masa kini yang harus diketahui oleh
masyarakat.
Associate Professor Mimi Fitriana, M.Hs, Psy, IAT., Ph.D
menjadi pemateri ketiga yang menyampaikan tentang tantangan & solusi terhadap
fenomena bully di sekolah Malaysia. Sedangkan pemateri terakhir pada seminar
ini adalah dr Susi Rutmalem Bangun, Sp.KJ(K) yang merupakan Psikater Konsultan
Anak & Remaja di Soerojo Hospital. Dalam materinya ia menyampaikan tentang
solusi untuk orang tua dan guru dalam menyikapi tindakan bullying.
Para pejabat dari lintas sektor dari Kota Magelang, Kab.
Magelang serta Kab. Temanggung juga turut hadir secara langsung mengikuti
seminar ini seperti Dinas Pendidikan & Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas
Sosial, Kepolisian, Tim Penggerak PKK, Panti
Sosial, Pondok Pesantren, serta perwakilan sekolah negeri & swasta.
Seminar ini
menjadi penting untuk disimak karena secara khusus kondisi kesehatan mental
merupakan ancaman yang signifikan terhadap kesejahteraan generasi muda. Terlebih
kasus bullying (perundungan) yang akhir-akhir ini meningkat. Deputi Bidang Perlindungan
Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian
PPPA) mencatat, terdapat ribuan kasus kekerasan terhadap anak dalam periode
Januari hingga Agustus 2023. Tahun 2023 hingga bulan Agustus, terdapat kasus kekerasan
fisik diangka 2.324, kekerasan psikis sebanyak 2.618 sedangkan kekerasan
seksual menjadi kasus tertinggi sebanyak 6.316. Sisi positifnya adalah pada
tahun ini, terdapat kenaikan aduan baik dari lembaga maupun masyarakat mengenai
kekerasan di dunia anak.
Terlebih pada
usia remaja merupakan usia yang masih rentan terjadinya bullying (perundungan),
baik secara fisik, verbal, relasional maupun daring (cyberbullying). Serta adanya pemahaman yang salah mengenai cara
menguatkan mental peserta didik yang dihubungkan dengan perundungan yang terjadi,
terutama saat masa orientasi siswa (MOS). Bahwa miskonsepsi ini sama sekali tidak
benar karena Pendidikan karakter seharusnya tidak dilakukan dengan kekerasan yang
bisa menyebabkan remaja mengalami ketakutan atau trauma dimasa yang akan datang.
Ketentuan Umum Pendaftaran Online